Studi Perbandingan Standar Pengujian Lokomotif antara Indonesia dan Eropa

A. Hernowo1*, I. Muthohar1, M. R. F. Amrozi2
1Magister Sistem dan Teknik Transportasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: ariefhernowo@ugm.ac.id

INTISARI

Transportasi kereta api di Indonesia sangat bergantung pada kinerja lokomotif untuk memastikan keselamatan operasional. Namun, proses sertifikasi sarana perkeretaapian, terutama lokomotif, masih belum optimal, dengan ketergantungan yang tinggi terhadap lokomotif dalam sertifikasi sarana lainnya. Penelitian ini membandingkan standar pengujian lokomotif antara Indonesia
dan Eropa, dengan fokus pada perbedaan dan kesamaan item pengujian. Metode yang digunakan adalah analisis komparatif antara Indonesia dan Eropa, dan metode Importance Performance Analysis (IPA) yang diterapkan melalui survei kepada penguji sarana perkeretaapian untuk menganalisis persepsi dan penerapan standar pengujian lokomotif di kedua wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan 19 item uji yang memiliki kesamaan ,15 item uji memiliki perbedaan, dan 12 item uji tercantum pada uji rancang bandun dan rekayasa antara Indonesia dan Eropa. Item uji yang termasuk uj rancang bangun dan rekayasa tidak dilakukan analisis lanjut. Analisis IPA mengelompokkan 34 item pengujian ke dalam empat kategori yaitu 8 item prioritas utama, 8 item yang perlu peningkatan pada penerapannya, 9 item yang tidak diprioritaskan karena memiliki tingkat kepentingan dan tingkat penerapan yang rendah, dan 9 item yang perlu validasi ulang untuk menilai tingkat kepentinganya secara teknis.

REFERENSI

Fowler, B. T., Green, G. T., & Boley, B. B. (2024). Integrating importance- performance analysis into transboundary
natural resource management of water trails: Case study at the Chattahoochee river national recreation area
water trail in Atlanta, GA (USA). Journal of Outdoor Recreation and Tourism, 47.
https://doi.org/10.1016/j.jort.2024.100800
Igolkin, A. A., Kryuchkov, A. N., Lazutkin, G. V., & Afanasev, K. M. (2017). The Study on Vibroacoustic
Characteristics of Shunting Locomotive Cabin. Procedia Engineering, 176, 724–731.
https://doi.org/10.1016/j.proeng.2017.02.320
Kementerian Perhubungan. (2023). Sertifikasi Sarana KA .
Merriam, S. B. (2009). Qualitative Research A Guide to Design and Implementation Revised and Expanded from
Qualitative Research and Case Study Applications in Education (Second). Jossey-Bass.
Qu, S., Wang, J., Zhang, D., Li, D., & Wei, L. (2021). Failure analysis on bogie frame with fatigue cracks caused by
hunting instability. Engineering Failure Analysis, 128. https://doi.org/10.1016/j.engfailanal.2021.105584
Shekhar Mishra, S., Kumar Gaba, V., & Netam, N. (2023). Thermal comfort assessment of non air-conditioned
railway coach in Central India during extreme summer. Thermal Science and Engineering Progress, 46.
https://doi.org/10.1016/j.tsep.2023.102206
Sujarwanto, T., Prajitno, G., & Yuwana, L. (2014). Kebisingan di dalam kabin masinis lokomotif tipe CC 201.
Jurnal Sains Dan Seni Pomits, 3.