Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Kulong Sebagai Sumber Air Baku di Kabupaten Bangka Tengah

Muhammad Novriyansyah1, Endita Prima Ari Pratiwi1*, Fatchan Nurochmad1
1Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: endita.prima.ari.pratiwi@ugm.ac.id

INTISARI

Kabupaten Bangka Tengah menghadapi tantangan besar dalam penyediaan air bersih pada musim kemarau, yang menyebabkan masyarakat di beberapa desa kesulitan memenuhi kebutuhan air. Kulong, kolam bekas tambang timah, berpotensi sebagai sumber air baku alternatif jika dikembangkan dan dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keinginan masyarakat untuk memanfaatkan kulong sebagai sumber air baku alternatif. Survei dilakukan di lima kulong yakni Kulong Spritus, Mentabak, Barito, Nibung dan Pading yang dipilih berdasarkan rekomendasi pemerintah setempat. Survei melibatkan 46 responden yang tinggal dalam radius 500 meter dari kulong. Tingkat keinginan dan persepsi masyarakat terhadap kualitas, kuantitas, serta keandalan air kulong dinilai menggunakan Skala Likert, yaitu 1 (Sangat Tidak Setuju/Sangat Buruk) hingga 5 (Sangat Setuju/Sangat Baik). Hasil survei menunjukkan tingkat keinginan masyarakat untuk memanfaatkan kulong sangat bervariasi. Masyarakat sekitar Kulong Mentabak dan Kulong Nibung memiliki tingkat keinginan tertinggi (4,0) dan didukung oleh persepsi positif terhadap kualitas, kuantitas, dan keandalan air. Tingkat keinginan yang rendah untuk memanfaatkan kulong ditunjukkan di Kulong Barito (2,42) dan Kulong Pading (1,86), masing-masing akibat pengaruh aktivitas penambangan ilegal dan prioritas sebagai destinasi wisata. Di sekitar Kulong Spritus, masyarakat memiliki tingkat keinginan sedang (3,36) akibat keraguan terhadap kualitas airnya. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar penentuan prioritas pengembangan kulong sebagai sumber air baku. Untuk studi selanjutnya perlu meninjau aspek lain yang bersifat objektif seperti kualitas air, ketersediaan air, dan aksesibilitas kulong mengingat bahwa persepsi masyarakat bersifat subjektif. 

REFERENSI

Adriyansyah, & Saprizal. (2022). Utilization of Kulong Krasak to maintain water availability in a sustainable manner.
IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1108(1). https://doi.org/10.1088/1755
1315/1108/1/012074
Bangka Pos. (2023). Sebanyak 1.046 KK di Bangka Tengah Kesulitan Air Bersih, BPBD Salurkan Ratusan Ribu
Liter.
https://bangka.tribunnews.com/2023/11/11/sebanyak-1046-kk-di-bangka-tengah-kesulitan-air-bersih
bpbd-salurkan-ratusan-ribu-liter.
Dinas PUPRPRKP Bangka Belitung. (2022). Dokumen Rencana Induk SPAM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dogaru, D., Zobrist, J., Balteanu, D., Popescu, C., Sima, M., Amini, M., & Yang, H. (2009). Community Perception
of Water Quality in a Mining-Affected Area: A Case Study for the Certej Catchment in the Apuseni Mountains
in Romania. Environmental Management, 43(6), 1131–1145. https://doi.org/10.1007/s00267-008-9245-9
Dolnicar, S., & Schäfer, A. I. (2009). Desalinated versus recycled water: Public perceptions and profiles of the
accepters. 

Journal of Environmental
https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2008.02.003
Management, 90(2), 888–900.
Harnandi, D., & Rengganis, H. (2010). Sebaran Air Tanah Payau-Asin Di Dataran Pantai Surabaya-Pasuruan Provinsi
Jawa Timur. Jurnal Teknik Hidraulik, 95–192.
Henny, C. (2011). “Kolong” Bekas Tambang Timah di Pulau Bangka: Permasalahan Kualitas Air dan Alternatif
Solusi untuk Pemanfaatan. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia, 37, 119–138.
Himawan, W., Yustian, I., Saptawan, A., & Sjarkowie, F. (2015). Studi Pengelolaan dan Pemanfaatan “Kolong” di
Kabupaten Bangka Tengah. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan, 1(2).
Kristiana, W., & Tanggara, D. N. (2023). Geowisata Sebagai Alternatif Kegiatan Pasca Tambang Pada Lahan Bekas
Tambang Batu Di Kota Palangka Raya. Jurnal Teknik Pertambangan, 23(2), 18–24.
Pririzki, S. J., Adriyansyah, Stevanus, H., & Lusia, R. A. (2022). Analisis Ketersediaan Air dan Keandalan Kulong
PL Kecamatan Pangkalan Baru Menggunakan Model SARIMA dan SOR. FROPIL (Forum Profesional Teknik
Sipil), 10(1), 61–68. https://doi.org/10.33019/fropil.v10i1.3019
Sabri, F. (2015). Pengelolaan Sumberdaya Kolong (1 ed., Vol. 1). Citrabooks.
Sabri, F., Aulia, T., & Novriyansyah, M. (2020). Inventarisasi Dan Model Pemanfaatan Kulong Di Bangka Belitung.
Deepublish.
Suryani, A. S. (2016). Persepsi Masyarakat dalam Pemanfaatan Air Bersih (Studi Kasus Masyarakat Pinggir Sungai
di Palembang). Aspirasi, 7.
Zhu, Z., Li, A., & Wang, H. (2018). Public Perception and Acceptability of Reclaimed Water: The case of Shandong
Province, China. Journal of Water Reuse and Desalination.