 
															N.Z. Priyono, A.F. Setiawan*, I. Satyarno
1Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: angga.fajar.s@ugm.ac.id
Keandalan bangunan rumah sakit dalam menghadapi gempa bumi merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan, dikarenakan fungsinya yang vital pada saat terjadi dan setelah bencana. Oleh karena itu, bangunan rumah sakit perlu dipastikan tetap dapat difungsikan pascagempa, terutama bagi bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas layanan kesehatan. Evaluasi dalam penelitian ini dilakukan pada suatu bangunan gedung rumah sakit lima lantai. Bangunan ini memiliki tambahan atap rangka baja dengan ketinggian total 24,345 meter dengan target kinerja Immediate Occupancy dan Life Safety sesuai ASCE 41-17 melalui metode Tier 1 Screening. Evaluasi meliputi observasi visual, pemodelan struktur menggunakan perangkat lunak untuk pemodelan numerik, serta pemeriksaan elemen struktural melalui checklist. Hasil menunjukkan bahwa beberapa komponen seperti distribusi massa, torsi, tegangan geser kolom serta sistem pelat datar tidak memenuhi kriteria (non compliant). Drift ratio terbesar teridentifikasi pada lantai 5 dengan arah dominan respon struktur terhadap gempa berada pada sumbu X. Tegangan geser kolom menunjukkan nilai tertinggi pada lantai 4. Selain itu, tegangan aksial akibat guling menunjukkan dominasi respons terhadap gaya gempa pada arah X. Meski demikian, dinding geser menunjukkan kinerja efektif sebagai elemen penahan gaya lateral utama. Berdasarkan temuan ini, diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan kelayakan struktur dan mempertahankan fungsinya dalam mendukung pelayanan medis pascabencana.
REFERENSI
ASCE. (2016). Minimum Design Loads and Associated Criteria for Buildings and Other Structures (ASCE 7-16). 
Reston, Virginia: American Society of Civil Engineers. 
ASCE. (2017). Seismic Evaluation and Retrofit of Existing Buildings (ASCE 41-17). Reston, Virginia: American 
Society of Civil Engineers.
Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 1726:2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur 
Bangunan Gedung dan Non-Gedung. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. 
Badan Standardisasi Nasional. (2019). SNI 2847:2019 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan 
Penjelasan. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. 
Badan Standardisasi Nasional. (2020). SNI 1727:2020 Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan 
Gedung dan Struktur Lain. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. 
Badan Standardisasi Nasional. (2020). SNI 8899:2020 Tata Cara Pemilihan dan Modifikasi Gerak Tanah Permukaan 
untuk Perencanaan Gedung Tahan Gempa. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional. 
Daei, A., & Zarrin, M. (2023). Assessing seismic performance of code-compliant steel special moment frames using 
ASCE 41-17. Structures, 54, 764–784. https://doi.org/10.1016/j.istruc.2023.05.067 
FEMA. (2000). Prestandard and Commentary for the Seismic Rehabilitation of Buildings (FEMA 356). Washington, 
D.C.: Federal Emergency Management Agency. 
Imran, I., Siringoringo, D. M., & Rainyana, S. S. (2024). Seismic evaluation and retrofit of a typical reinforced 
concrete hospital building in Indonesia with DCFP isolation system. Structures, 64, 106953. 
https://doi.org/10.1016/j.istruc.2024.106953 
Nugroho, W. C. (2022). The evolution of Indonesian seismic and concrete building codes: From the past to the 
present. Structures, 41, 1092–1108. https://doi.org/10.1016/j.istruc.2022.05.032 
Satyarno, I. (2011). Seismic Risk of Important Buildings (Case: Hospitals in Indonesia – Recent Earthquakes). 
Proceedings of The 2nd International Conference on Earthquake Engineering and Disaster Mitigation (ICEEDM-II), 
Surabaya, Indonesia.