Evaluasi Kenyamanan Termal Pasca-Huni pada Gedung Kampus Tersertifikasi Green Building Menggunakan Pendekatan Temperature Humidity Index (THI)

A. Uzlifati1, A.S.B. Nugroho1*, T.N. Handayani1
1Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, INDONESIA
*Corresponding author: arief_sbn@ugm.ac.id

INTISARI

Kenyamanan termal merupakan salah satu aspek penilaian dalam sertifikasi green building oleh Greenship. Namun, studi pada masa pasca-huni di Indonesia terkait aspek ini masih terbatas. Penelitian ini menganalisis kenyamanan termal menggunakan Temperature Humidity Index (THI) dengan parameter suhu dan kelembaban relatif pada fase pasca-huni di gedung kuliah bersertifikat green building tanpa pengkondisian udara. Berdasarkan sampel dari 20 ruangan, hasil penelitian menunjukkan suhu ruangan berkisar antara 25,40–28,50°C dengan kelembaban relatif (RH) 67,90–78%. Hasil ini tergolong tidak nyaman bila dibandingkan dengan SNI 6390:2020 yang menetapkan batas maksimal suhu 25°C dan RH 55%. Namun, karena SNI belum mengatur standar gabungan suhu dan RH, perhitungan THI digunakan sebagai pendekatan empiris. Nilai THI berkisar antara 24,71 hingga 26,78. Berdasarkan pendekatan empiris dari penelitian sebelumnya, nilai THI pada 60% ruangan melebihi 26,00 atau masuk dalam kategori tidak nyaman. Meskipun demikian, nilai THI dalam ruangan tercatat 1,70 lebih rendah dibandingkan lingkungan luar, menunjukkan bahwa green building mampu menurunkan THI. Temuan ini memberikan kontribusi bagi penelitian lebih lanjut dan perancangan green building yang lebih sesuai dengan standar kenyamanan termal.

REFERENSI

Amaripadath, D., Rahif, R., Velickovic, M., & Attia, S. (2023). A systematic review on role of humidity as an indoor
thermal comfort parameter in humid climates. Dalam Journal of Building Engineering (Vol. 68). Elsevier Ltd.
https://doi.org/10.1016/j.jobe.2023.106039
Elnaklah, R., Walker, I., & Natarajan, S. (2021). Moving to a green building: Indoor environment quality, thermal
comfort and health. Building and Environment, 191. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2021.107592
Emmanuel, R. (2005). Thermal comfort implications of urbanization in a warm-humid city: The Colombo
Metropolitan Region (CMR), Sri Lanka. Building and Environment, 40(12), 1591–1601.
https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2004.12.004
GBCI. (2016). GREENSHIP Existing Building Version 1.1. Green Building Council Indonesia.
Khoshbakht, M., Gou, Z., Lu, Y., Xie, X., & Zhang, J. (2018). Are green buildings more satisfactory? A review of
global evidence. Dalam Habitat International (Vol. 74, hlm. 57–65). Elsevier Ltd.
https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2018.02.005
Ravindu, S., Rameezdeen, R., Zuo, J., Zhou, Z., & Chandratilake, R. (2015). Indoor environment quality of green
buildings: Case study of a LEED platinum certified factory in a warm humid tropical climate. Building and
Environment, 84, 105–113. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2014.11.001
Yu, Z., Fung, B. C. M., Haghighat, F., Yoshino, H., & Morofsky, E. (2011). A systematic procedure to study the
influence of occupant behavior on building energy consumption. Energy and Buildings, 43(6), 1409–1417.
https://doi.org/10.1016/j.enbuild.2011.02.002